Tuesday, 1 January 2019

Indonesia di Masa Depan

Pada tahun 2014, Indonesia terpilih sebagai Negara dengan tingkat pertumbuhan ekonomi terbesar di dunia, yaitu sekitar 14,7% di bawah Amerika dan Cina. Pencapaian tersebut tentu tak luput dari semakin tingginya daya beli masyarakat Indonesia dan semakin menurunnya angka kemiskinan di Negara ini. Namun bukan berarti, pemerintah tidak perlu melakukan pembenahan-pembenahan lagi. Terdapat beberapa sektor yang masih perlu diperbaiki, tidak hanya di sektor ekonomi, namun juga sektor politik dan keamanan. Melihat hal tersebut, saya sangat berharap agar terjadinya perubahan-perubahan yang bisa memajukan Indonesia ke depannya. Beberapa harapan saya terhadap perubahan yang perlu dilakukan oleh pemerintah Indonesia adalah pengurangan jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan pengembangan insfrastruktur serta sumber daya manusia di daerah-daerah terpencil.


Pertama, harapan utama saya terhadap perubahan Indonesia ke depan adalah pengurangan jumlah PNS. Terlalu banyaknya jumlah PNS di Indonesia membuat program-program pemerintah berjalan dengan sangat tidak efesien. Tidak hanya itu, jumlah PNS yang terlalu banyak juga mencerminkan hadirnya pegawai-pegawai tidak berkualitas yang hanya mengandalkan uang dan saudara dalam perekrutannya. Dalam sisi ekonomi, banyaknya jumlah PNS juga akan mempengaruhi pengeluaran APBN. Sebagai contoh, pada tahun 2012, hampir sebesar 30% dana APBN akan terpotong hanya untuk tunjangan pensiun kepada para PNS, tapi pada nyatanya, semasa mereka mengabdi kepada Negara, pendapatan APBN hanya bertambah sekitar 15%. Hal tersebut tentu sangat tidak sebanding jika berpatokan pada untung dan rugi Negara. Oleh karena itu, sempat tersebar isu bahwa Presiden Jokowi akan menghapus kebijakan dana pensiun bagi PNS dan menggantinya dengan dana pesangon. Benar atau tidaknya isu tersebut, saya tidak tahu yang jelas saya sangat mendukung isu itu untuk diterapkan.
Selain pengurangan jumlah PNS, perubahan Indonesia yang sangat saya harapkan agar terjadi adalah pengembangan insfrastruktur dan sumber daya manusia di daerah-daerah terpencil. Semua orang tahu bahwa kota dengan tingkat insfratruktur terlengkap untuk saat ini adalah Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Semua orang pasti juga tahu, bahwa Jayapura dan Nusa Tenggara adalah pulau, daerah, atau kota dengan tingkat insfratruktur terendah di Indonesia. Ketidakmerataan inilah yang paling saya sayangkan. Tidak selamanya orang-orang bisa tinggal di Jakarta dan hidup di daerah yang semakin padat itu. Oleh karenanya, pemerintah harus segera mencari cara agar orang-orang mau untuk bertransmigran ke daerah-daerah yang minim penduduk. Namun jika hanya mengandalkan program transmigrasi, tidak akan ada yang berubah selama insfrastruktur daerah-daerah terpencil itu belum terurus. Sebagai contoh, pada tahun 2010, pemerintah Indonesia sempat menggalakkan program transmigrasi ke Papua, Sumatera, Maluku, dan Nusa Tenggara. Tapi nyatanya, hanya sekitar 5% dan 13% orang yang memilih untuk bertransmigrasi ke Papua dan Nusa Tenggara, sisanya 56% dan 26% memilih Sumatera dan Maluku sebagai daerah tujuan transmigrasinya. Hal tersebut mencerminkan bahwa hanya ada sedikit orang yang menerima jika dirinya harus bertrasnmigrasi ke daerah yang minim fasilitas dan insfrastruktur. Maka saya sangat setuju jika pemerintah lebih berfokus pada insfrastruktur terlebih dahulu, yang kemudian dilanjutkan dengan peningkatan jumlah sumber daya manusianya.
Secara keseluruhan, harapan saya terhadap perubahan yang perlu dilakukan oleh pemerintah Indonesia di masa mendatang adalah pengurangan jumlah PNS dan pengembangan terhadap daerah-daerah terpencil. Indonesia adalah Negara yang besar dan berlebihan sumber daya manusia. Namun, potensi besarnya Indonesia, masih belum di manfaatkan secara maksimal. Bahkan berlebihnya sumber daya manusia, menjadi masalah ketika manusia-manusia itu hanya akan menjadi seorang koruptor. Oleh karena itu, saya sangat menyarankan agar pemerintah Indonesia lebih mengatur sumber daya manusianya dan memanfaatkan potensi geografisnya secara maksimal dan merata. Terima Kasih.

No comments:

Post a Comment